Diberdayakan oleh Blogger.

RUWAT BELIK, Assesment Belik Godhong Bagelen

Kegiatan Assesment Belik Sebagai Upaya Penyelamatan Sumber Mata Air

Banyaknya sumber mata air di Kabupaten Purworejo yang debit airnya mulai surut bahkan tidak sedikit yang mati menjadi keprihatinan bagi Forum Komunitas Hijau (FKH) Godhong Bagelen. Menyikapinya, FKH Godhong Bagelen melakukan upaya penyelamatan sumber mata air dengan program 'Ruwat Belik'.

Menurut wikipedia, dalam masyarakat Jawa, ritual ruwat dibedakan dalam tiga golongan besar yaitu : Ritual ruwat untuk diri sendiri, ritual ruwat untuk lingkungan serta ritual ruwat untuk wilayah. Dalam adat istiadat Jawa, istilah ruwat berasal dari istilah Ngaruati artinya menjaga dari kecelakaan Dewa Batara.

Sedangkan Belik adalah mata air di tengah ladang yang dijadikan tempat mengambil air untuk kebutuhan rumah tangga warga sekitar. Belik pada umumnya berada di dekat sungai maupun pohon besar tapi terkadang juga muncul di tengah ladang atau bahkan muncul di celah bongkahan batu cadas. dan kemunculanya adalah proses alami yang tidak bisa direkayasa.


Keberadaan belik yang pada zaman dahulu sangat dihargai dan dirawat dengan sangat baik oleh masyarakat. Karena masyarakat sangat merasakan manfaat dari belik yang berada di daerahnya. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat mengandalkan belik. Namun, seiring perkembangan zaman mayoritas keberadaan belik sudah tidak lagi dirawat sebagaimana dahulu nenek kakek kita merawatnya.
Belik yang tidak terawat ini diprediksi akan menjadi bom waktu bagi generasi yang akan datang. Pasalnya, air merupakan sumber kehidupan. Ketika belik yang notabene sebagai salah satu kantung penyangga kebutuhan air, maka akan berimbas keringnya sumur-sumur warga, keringnya sungai-sungai, keringnya area pesawahan dan lain sebagainya. Kita akan mengalami krisi air. Dan ancaman itu kini semakin nyata.

Assesment Belik


Assesment belik yang dilakukan oleh pegiat FKH Godhong Bagelen ini adalah penggalian informasi dilapangan yang dilakukan dengan mengunjungi beberapa belik di Puroworejo sebagai sampling. Beberapa belik yang telah di sampling ini diantaranya Kecamatan Kaligesing, Loano, Banyuurip dan wilayah pesisir selatan Purworejo.


Assesment dengan mewawancarai tokoh masyarakat dan warga yang tinggal di sekitar belik itu kini tengah berjalan namun beberapa sudah selesai. Diantara data yang digali adalah aspek kesejarahan, sosilogis masyarakat, peta demografi, peta kondisi saat ini, perkiraan debit, tradisi masyarakat terkait belik dan lain sebagainya.

Hasil assesment inilah yang nanti akan menjadi dasar kegiatan pelaksanaan Ruwat Belik. Atas dasar itu pulalah, kegiatan ruwat sebuah belik dengan belik yang lain akan tidak sama. Semoga langkah ini senantiasa mendapatkan pertolongan dari Tuhan yang Maha Kuasa sebagai ikhtiar penyelamatan sumber mata air di Kabupaten Purworejo. amin. (lukman)
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar