Saingi APK Caleg,FKH Godhong Bagelen dan LSM Qiblat Pasang APK Serukan Say No Paku
Ditengah para kontestan pemilu berlomba-lomba memasang baliho,
spanduk, rontek dan media promosi yang menghiasi hampir seluruh
jalan-jalan di seantero Kabupaten Purworejo ada sejumlah spanduk dan
rontek yang juga berisi kampanye. Namun berbeda dengan para kontestan
pemilu, sejumlah media promosi yang dipasang oleh Forum Komunitas
Hijau (FKH) Godhong Bagelen bersama LSM Qiblat ini berisi ajakan untuk
tidak mencoblos Calon Anggota Legislatif (Caleg) yang memasang APK di
Pohon.
FKH "Godhong Bagelen" dan LSM Qiblat benar-benar merealisasikan
janjinya untuk terus mengajak masyarakat cerdas memilih pemimpin
peduli lingkungan. Setelah Minggu lalu beraksi di alun-alun dan
membagikan selebaran peduli lingkungan, kini komunitas ini kembali
beraksi di beberapa ruas jalan utama di kota Purworejo. Kali ini
mereka memberikan contoh cara memasang Alat Peraga Kampanye (APK) yang
benar.
Berdasarkan pantauan Harian Purworejo dibeberapa titik pemasangan APK
di Kota Purworejo menjadi sasaran aksi komunitas yang beranggotakan 17
organisasi ini. Dalam aksinya mereka tidak mencopot ataupun merusak
APK yang dipasang dengan cara dipaku di pepohonan. Namun, mereka
memasang rontek dengan cara ditempelkan pada batang bambu yang
ditancapkan depan foto para caleg.
Menurut Koordinator "Godhong Bagelen," Suroto S Toto, hal ini mereka
lakukan untuk memberikan contoh pemasangan APK yang benar kepada para
caleg. "Hal ini kami lakukan sebagai sikap keprihatinan terhadap
perilaku para caleg tersebut. Sebenarnya, kalau bisa kami ingin
mencopoti sendiri APK yang dipaku di pohon tersebut. Tapi kami sadar,
Undang-undang akan menganggap tindakan tersebut sebagai perbuatan
pidana. Karena itu kami beraksi dalam langkah penyadaran masyarakat,"
katanya, kemarin.
Toto menjelaskan, tidak hanya rontek, pihaknya juga memasang spanduk
dan menyebarkan selebaran berisi ajakan memilih pemimpin yang peduli
lingkungan. Ia juga mengajak masyarakat tidak memilih yang merusak
lingkungan yang terlihat dari cara mereka berkampanye yaitu memaku APK
di pohon.
"Sekitar 50 rontek, 10 spanduk dan lima ribu selebaran kami bagikan.
Sebanyak 15 orang dikerahkan pada Minggu (9/3) malam untuk memberikan
contoh pemasangan APK yang benar itu. Kami memasangnya di beberapa
jalan utama di Purworejo misalnya jalan Oerip Soemohardjo, jalan
Kartini dan Mranti," paparnya.
Sementara itu, anggota "Godhong Bagelen," Muh Kartika Zuhala
menambahkan, pihaknya bersama rekan-rekannya beraksi untuk mengajak
masyarakat cerdas memilih. Karena itu ia berharap masyarakat bisa
cerdas memilih untuk tidak memberikan suaranya pada caleg yang merusak
lingkungan.
"Kalau masih nyalon saja mereka sudah merusak, bagaimana nanti kalau
jadi?" tegasnya.
Tindakan memaku pohon, menurut pria yang akrab disapa Lala ini
merupakan tindakan berbahaya. Beberapa bahaya mengancam tatkala
sebatang pohon dipaku. "Kandungan Fe (besi) dalam paku mengandung
toksin yang bisa mematikan pohon. Apabila toksin tersebut masuk ke
jaringan tanaman buah-buahan, buah yang dihasilkan akan berpotensi
memiliki racun," tegasnya.
Zuhala yang juga direktur LSM Qiblat ini melanjutkan, luka yang
disebabkan paku menjadi media masuknya jamur Ganodherma sp yang
membuat batang pohon berongga. Selain itu, paku juga memicu degradasi
kambium yang bisa membuat pohon tiba-tiba roboh.
"Kalau cuma roboh di tanah tidak apa-apa. Coba kalau roboh menimpa
pengguna jalan, apa tidak jadi bahaya laten?" ujarnya.
Suroto menyambung, setelah aksi pemasangan rontek secara benar ini,
pihaknya dalam waktu dekat akan kembali melakukan aksi. Rencananya
mereka akan menggelar diskusi publik.
"Melalui diskusi tersebut kami ingin mengajak masyarakat memilih
secara cerdas. Dalam kesempatan itu kami rencananya juga akan
mengundang semua parpol di Purworejo," katanya.
SAINGAN. Sebuah rontek seruan untuk tidak memilih caleg yang memaku
pohon terpasang diantara gambar kontestan pemilu legislatif.
Labels:
berita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar